OKENEWS.CO.ID, SUMENEP-Semangat Mahasiswa Kepualauan Sumenep, Jawa Timur, dalam menanamkan budaya baca sejak dini di tengah minimnya literasi akibat pengaruh digitalisasi, patut diapresiasi. Pasalnya dengan budaya membaca dapat memperkaya ilmu pengetahuan guna melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.
Untuk itu, Mahasiswa merasa penting bangunan intelektualitas anak bangsa yang berkualitas perlu terus tumbuh dan dikembangkan melalui minat dan budaya baca.
Kemudian berangkat dari inspirasi dan dinamika yang berkembang pada belakangan ini, maka merasa terpanggil untuk membuka lapak baca dan mewarnai di pinggir pantai setempat dengan menggunakan fasilitas motor barang atau ‘odong-odong’.
Lapak baca ini merupakan yang pertama di Desa Sapeken. Hal ini terinspirasi dari nilai pentingnya membaca di tengah semakin pesatnya perkembangan teknoogi atau yang belakangan dikenal dengan dunia digitalisasi yang sifatnya instan. Selain itu, didorong karena menilai kurangnya literasi di Desa setempat.
Menurut Harsani, Pembina Forum Mahasiswa Same Sapeken, lapak baca yang dikembangkan dengan odong-odong pinter itu dirintis sejak tahun 2019.
Adapun koleksi Buku bacaan tersebut diperoleh dari hasil sumbangan mahasiswa Sapeken yang ada di jakarta dan daerah lainnya, dan saat ini masih membutuhkan koleksi buku bacaan untuk anak.
“Selain dari mahasiswa, kemarin juga PT Kangean Energi Indonesia support Buku dan perpustakaan keliling berupa odong-odong pintar ini,” katanya. Jum’at (9/2/2024).
Pada dasarnya, kata Harsani, anak-anak yang singgah ke odong-odong pintar tersebut tidak hanya membaca, namun dirinya juga menyediakan kertas gambar untuk diwarnai.
“Cara yang kami gunakan untuk mendorong minat baca yakni dengan mewajibkan membaca buku sebelum mendapatkan kertas untuk diwarnai, nah dengan ini maka mau tidak mau seorang anak akan membaca buku,” ungkapnya.
Jadwal odong-odong pintar tersebut dibuka pada waktu hari libur setiap pukul 15.30 WIB di pantai karangkongo sapeken.
Disinggung soal perhatian Pemerintah Kabupaten Sumenep atau Desa setempat, pihaknya mengaku belum disupport dalam bentuk apapun.
Padahal, menurutnya pernah ada pihak Pemkab Sumenep yang meninjau secara langsung aktivitas lapak baca itu.
“Belum pak, dari Pemkab Sumenep dan Desa Sapeken sampai saat ini kami belum menerima, murni dari kepedulian kami bersama teman-teman,” ujarnya.(faj)